Sejarah perjalanan manusia dimulai dengan kehidupan yang penuh dengan ketauhidan. Dimulai dari kehidupan Nabi Adam dan anak cucunya. Ada dosa yang dilakukan oleh Nabi Adam dan sebagian anaknya, tapi bukan syirik, tapi menyalahi aturan yang ditetapkan oleh Allah. Nabi Adam bersalah karena memakan buah larangan sewaktu di sorga. Nabi Adam, lalu diturunkan ke bumi. Selanjutnya anak Nabi Adam berdosa karena membunuh saudaranya sendiri, sehingga dia diberi hukuman yang setimpal.
Masa Nabi Nuh.
Kesyirikan baru muncul pada masa Nabi Nuh AS. Jarak antara Nabi Adam dan Nabi Nuh adalah 10 generasi. Pada masa Nabi Nuh terjadilah penyembahan terhadap berhala yang bernama : Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr. Nabi Nuh berdakwah untuk mengembalikan kaumnya ke jalur Tauhid, namun mereka menolak dan akhirnya mereka ditenggelamkan oleh air bah.
Ibn Taimiyah menjelaskan tentang asal usul timbulnya syirik sebagai berikut :
مجموع فتاوى ابن تيمية (التفسير) - (ج 3 / ص 127)
وأصل الشرك فى بنى آدم كان من الشرك بالبشر الصالحين المعظمين؛ فإنهم لما ماتوا عكفوا على قبورهم، ثم صوروا تماثيلهم، ثم عبدوهم .
فهذا أول شرك كان فى بني آدم، وكان فى قوم نوح، فإنه أول رسول بعث إلى أهل الأرض يدعوهم إلى التوحيد، وينهاهم عن الشرك، كما قال تعالى : { وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا وَقَدْ أَضَلُّوا كَثِيراً } [ نوح : 23،24 ] وهذه أسماء قوم صالحين كانوا فى قوم نوح، فلما ماتوا جعلوا الأصنام على صورهم، ثم ذهبت هذه الأصنام لما أغرق اللّه أهل الأرض، ثم صارت إلى العرب، كما ذكر ذلك ابن عباس وغيره، إن لم تكن أعيانها، وإلا فهي نظائرها .
Artinya : pokok timbulnya kemusyrikan pada manusia adalah melalui pemujaan kepada para pemuka masyarakat yang saleh saleh. Begitu mereka meninggal pengikutnya menunggui kuburan mereka, kemudian membikin patung mereka dan kemudian menyembahnya. Kemusyrikan di dunia ini muncul pada masa Nabi Nuh.
Nabi Nuh adalah Rasul pertama yang muncul. Beliau mengajak kaumnya untuk menyembah Allah semata, sebagai firman Allah : (yang artinya): Mereka berkata : janganlah kamu tinggalkan tuhan tuhan kalian, janganlah tinggalkan Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr. Berhala berhala itu telah menyesatkan banyak manusia. Itulah nama nama pemuka yang saleh. Setelah meninggal, pengikutnya membikinkan patung patung mereka. Pada saat paung patung tersebut terhempas air bah di zaman nabi Nuh, patung tersebut akhirnya sampai ke tangan orang arab, apakah patung patung tersebut memang yang aslinya atau yang semisalnya.
Masa Nabi Ibrahim
Kesyirikan muncul kembali pada masa Nabi Ibrahim A.S. Nabi Ibrahim berusaha untuk membimbing kaumnya untuk kembali menyembah kepada Allah Yang Satu. Tapi mereka menolaknya. Dalam hal ini Allah berfirman :
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آَزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آَلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (74)
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya " azar" apakah kamu menjadikan berhala berhala sebagai tuhan tuhan. sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata. (al-an'am : 74)
Nabi Ibrahim sesuai dengan wahyu dari Allah, memilih untuk mencari tempat lain diluar tanah kelahirannya yaitu di Ur Kildan di Irak selatan, untuk menyemaikan "Tauhid" di tempat baru yaitu Mekah.
Masa Nabi Yusuf
Pada masa Nabi Yusuf, negeri Mesir diperintah oleh seorang raja yang menurut ahli sejarah dari kaum 'Amaliqah yaitu kabilah dari arab yang sangat kuno dan sudah punah (al'Arab al-'Baidah). Pada saat itu penyembahan terhadap berhala cukup marak. Hal itu bisa dilihat dari ayat dibawah ini :
وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ آَبَائِي إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ مَا كَانَ لَنَا أَنْ نُشْرِكَ بِاللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ذَلِكَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ (38) يَا صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ (39) مَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا أَسْمَاءً سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآَبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (40) [يوسف/38-40]
Artinya : Dan aku mengikut agama bapak bapakku yaitu : Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukuri(Nya). Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan tuhan yang bermacam- macam itu Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa ? kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama nama itu. keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Yusuf : 38-40).
Masa nabi Hud
Pada masa Nabi Hud syirik kembali menjadi anutan kaumnya. Nabi Hud diutus oleh Allah untuk menydarkan kaumnya. Tapi mereka tak bergeming sedikitpun. Al-Qur'an menjelaskan tentang hal ini :
قَالُوا يَا هُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آَلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ (53) [هود/53]
Artinya : kaum 'Aad berkata : "hai Huud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali kali tidak akan meninggalkan sembahan sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali kali tidak akan mempercayai kamu.
Masa Nabi Sholeh
Pada masa Nabi Saleh, syirik telah merajalela pada kaumnya. Namun mereka juga tak memedulikan ajakan nabi mereka, sebagaimana tercermin pada ayat dibawah ini :
قَالُوا يَا صَالِحُ قَدْ كُنْتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَذَا أَتَنْهَانَا أَنْ نَعْبُدَ مَا يَعْبُدُ آَبَاؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ (62) [هود/62]
Artinya : Kaum Tsamud berkata : hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang diantara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami ? dan sesungguhnya kami betul betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami."
Masa nabi Musa
Pada masa Nabi Musa, ketika masih berada di Mesir, dia harus berhadapan dengan seorang penguasa bengis, dan diktator yang dijuluki Fir'aun yang mengaku dirinya sebagai tuhan. hal ini bisa terungkap dalam Firman Allah yang mengutip pengakuan Fir'aun:
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ (38) [القصص/38]
Artinya : Dan berkata Fir'aun : " hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar benar yakin bahwa dia temasuk orang orang pendusta". (al-Qashash: 38).
فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَى (24)
Artinya : Maka dia (Fir'aun) berkata : akulah tuhanmu yang paling tinggi (an-Nazi'at : 24).
Nabi Musa juga mendapati kaumnya, Bani Israil menyembah anak sapi. Hal itu bisa dilihat pada firman Allah :
فَأَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلًا جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ فَقَالُوا هَذَا إِلَهُكُمْ وَإِلَهُ مُوسَى فَنَسِيَ (88) [طه/88]
Artinya : Kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata : " inilah tuhanmu dan tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa". (Thaha : 88).
Yang lebih fatal lagi adalah ketika orang Bani Israel melalui satu kampung yang penduduknya menyembah berhala, meminta secara terus terang kepada Nabi Musa agar mereka juga untuk mempunyai berhala seperti mereka. Al-Qur'an merekam pembicaraan mereka :
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتَوْا عَلَى قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَى أَصْنَامٍ لَهُمْ قَالُوا يَا مُوسَى اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آَلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ (138)
Artinya :
Artinya : mereka (Bani Israel) berkata : wahai Musa jadikanlah kami sesembahan sebagaimana sesembahan yang ada pada mereka. Nabi Musa berkata : sungguh, kalian adalah kaum yang bodoh bodoh.
Masa Nabi Sulaiman
Pada masa Nabi Sulaiman, ada kaum yang menyembah matahari. Yaitu kaumnya ratu negeri Saba' yang bernama Ratu Balqis. Nabi Sulaiman mengajaknya untuk masuk islam. Dan akhirnya ratu tersebut masuk islam. Allah berkata dengan merekam perkataan burung Hudhud:
وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ (24) [النمل/24]
Artinya : aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaithan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak mendapat petunjuk. (an-Naml : 24).
Masa Nabi Isa
Pada masa Nabi Isa, kembali kemusyrikan muncul dan bahkan merajalela, yaitu adanya keyakinan banyak orang dari Bani Israil bahwa Nabi Isa adalah anak Allah (Ibnullah), atau salah satu dari tiga unsur (oknum) yaitu Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Rohul Quds (Malaikat Jibril) (Tsalits Tsalatsah) , atau Nabi Isa itulah Allah. Ada sebagian pengikut Nabi Isa yang masih bertahan dengan ketauhidan yaitu pngikut pendeta Arius. Namun ajaran ini akhirnya diharamkan untuk disebarkan.
Ayat ayat dibawah ini menunjukkan tentang hal tersebut :
( وقالت النصارى المسيح ابن الله )
Artinya : dan umat Nasrani berkata : al-Masih (Isa ) adalah anak Allah.
( لقد كفر الذين قالوا ان الله ثالث ثلاثة )
Artinya : sungguh telah kafir orang orang yang berkata : sesungguhnya Allah adalah satu dari tiga (oknum)
( لقد كفر الذين قالوا ان الله هو المسيح ابن مريم )
Artinya : Sungguh, telah kafir orang orang yang berkata : sesungguhnya Allah adalah al-Masih (Isa) bin Maryam.
Allah menanyakan perihal perilaku kaum Nabi Isa, untuk klarifikasi, apakah benar bahwa dia menyuruh kaumnya untuk menyembah dirinya ? jelas nabi Isa membantah : Allah berkata tentang hal ini :
وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ (116) مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (117) إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (118)
Artinya :
Masa Nabi Muhammad
Pada masa nabi Muhammad, yaitu setelah sekitar 600 tahun dari masa Nabi Isa, kemusyrikan kembali merajalela. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa disekeliling Ka'bah ada sekitar 360 berhala dan Arca yang ditancapkan oleh setiap kabilah untuk disembah dan dijadikan perantara antara mereka dengan Allah. Nabi Muhammad berda'wah kepada kaumnya agar mereka kembali ke ajaran tauhid. Namun mereka menolak dengan keras. Bahkan Nabi Muhammad dan para pengikutnya ditindas dan di tekan habis habisan. Namun berkat bimbingan Allah yang terus menerus kepada beliau, sistimatika dalam berdakwah, dan pribadi Nabi yang sangat mengesankan, akhirnya berhala berhala tersebut bisa dihancurkan dan pada akhirnya Mekah dan Ka'bahnya bisa dikembalikan sesuai dengan tujuan didirikannya semula yaitu menjadi kiblat kaum muslimin dalam melakukan ibadah salat, dan menjadikan Allah sebagai satu satunya Zat yang disembah.
Dalam sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW, ketauhidan dan loyalitas kehidupan hanyak kepada Allah sangat ditekankan. Berbagai ayat dan hadis Nabi penuh dengan ajakan kepada ketauhidan dan larangan terhadap kemusyrikan. Bahkan beliu sendiri telah berdo'a kepada Allah agar supaya kuburannya jangan sampai dijadikan "watsan" atau berhala yang disembah. Nabi juga berusaha menghalau dengan berbagai cara kepada pengikutnya agar jangan sampai terjerumus kepada kemusyrikan. Nabi juga melarang "bid'ah" yaitu ajaran baru yang tidak dibawa olehnya kedalam ajaran agama islam. Sepeninggal Nabi, para sahabat dan Tabi'in dan generasi penerusnya, terus memberikan pengertian tentang bahaya syirik dan kecaman terhadap hal tersebut.
Apakah sepeninggal Nabi Muhammad kemusyrikan muncul kembali ? jawabannya : sangat mungkin terjadi dan bahkan telah banyak terjadi. Tugas generasi muslim penerus adalah kembali menggaungkan tentang bahaya kemusyrikan yang melanda kehidupan umat islam.
No comments:
Post a Comment